Kopi, minuman yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari bagi jutaan orang di seluruh dunia, bukan hanya sekadar minuman penyemangat, melainkan juga sebuah seni dan budaya. Diperkirakan berasal dari dataran tinggi Ethiopia, kopi telah menjelma menjadi komoditas global yang tidak hanya dinikmati karena kenikmatannya, tetapi juga karena kompleksitas dan kekayaan cerita di balik setiap cangkirnya. Proses perjalanan kopi dari biji ke cangkir melibatkan serangkaian langkah yang rumit, melibatkan petani kopi yang merawat pohon-pohon kopi, pemrosesan biji, hingga seni penyeduhan yang dilakukan oleh para barista. Keberagaman jenis kopi, seperti Arabika dan Robusta, menambah kekayaan rasa dan aroma yang dapat dinikmati oleh para penikmat kopi. Tidak hanya sekadar minuman, kopi juga telah menjadi tempat pertemuan sosial dan budaya. Warung kopi menjadi tempat yang hangat untuk berbicara, berkumpul, atau bahkan merenung sendiri sambil menyeruput kopi. Ritual menyeduh kopi di pagi hari atau menikmati espresso di tengah hari telah menjadi kebiasaan yang melekat dalam berbagai budaya.
Sejarah Singkat Kopi
Kopi pertama kali ditemukan di Ethiopia, Afrika Timur, pada abad ke-9. Orang yang pertama kali menemukan kopi adalah Khaldi, seorang penggembala kambing di Ethiopia. Dalam perkembangan selanjutnya, Suku Galla di Afrika Timur memanfaatkan kopi sebagai makanan. Bahkan, sampai saat ini pun beberapa daerah di Afrika masih memakan kopi. Mereka membuat makanan dengan cara menghancurkan biji kopi, kemudian ditambah dengan minyak. Lalu, adonan tersebut dibentuk bundar dan langsung dikonsumsi. Sekitar abad ke-15, bangsa Arab menggunakan kopi sebagai pengganti minuman anggur. Hal ini dilakukan dengan cara menuang air mendidih ke biji kopi yang sudah kering. Inovasi lain yang dilakukan yaitu dengan membuat minuman dari biji kopi yang sudah dipanggang. Proses pemanggangan terbukti membuat cita rasa kopi menjadi lebih enak. kenikmatan kopi sudah sampai di daerah Skandinavia, Eropa Utara. Saat itu, ada cerita menarik, di mana Raja Gustav II dari Swedia menjatuhkan hukuman yang unik dan tidak lazim untuk dua saudara kembar. Mereka dituduh bersalah dalam suatu tindak pidana. Untuk menemukan siapa di antara mereka yang bersalah, Raja Gustav II memberikan sebuah aturan. Salah satu dari mereka hanya diizinkan minum kopi selama hidupnya, sedangkan yang satunya hanya boleh minum teh. Siapa yang meninggal lebih dahulu, maka yang akan dinyatakan bersalah. Pada akhirnya, yang meninggal adalah seorang yang meminum teh, yang meninggal pada usia 83 tahun. Sejak saat itu, masyarakat Swedia dan orang-orang Skandinavia menjadi fanatik terhadap kopi.